MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI PENGELOLA PKBM DI PKBM AMERTHA YULIA GANESHA Oleh : I Wayan Mertayasa, S.Pd., M.Pd Pengelola PKBM Amertha Yulia Ganesha Email : pkbmamerthayuliaganesha@gmail.com HP. 081238134236
MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI PENGELOLA PKBM DI PKBM AMERTHA YULIA GANESHA
Oleh : I Wayan Mertayasa, S.Pd., M.Pd
Pengelola PKBM Amertha Yulia Ganesha
Email : pkbmamerthayuliaganesha@gmail.com
HP. 081238134236
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM melalui fungsi manajemen yang meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Namun kenyataannya dalam sebuah manajemen masih terdapat permasalahan pengelola PKBM belum memahami dan menguasi seutuhnya apa yang seharusnya dimiliki seorang pengelola dalam menjalankan sebuah lembaga di masyarakat. Penelitian dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitiannya meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, faktor pendukung dan faktor penghambat program diklat. Metode analisis data melalui; tahap kondensasi data, penyajian data, verifikasi data. Untuk membuktikan keabsahan data yang dilakukan dengan teknik kredibilitas, depenbilitas, konfirmabilitas dan transferabilitas. Hasil penelitian menemukan bahwa program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM yaitu pertama, perencanaan yang meliputi identifikasi kebutuhan, perencanaan kurikulum, perencanaan instruktur atau fasilitator, perencanaan sarana prasarana, perencanaan pembiayaan. Kedua, pengorganisasian yang meliputi organisasi pelaksana, dan pembagian kerja. Ketiga, pelaksanaan yang meliputi proses kegiatan diklat dan meningkatan motivasi peserta diklat. Selanjutnya pengawasan yang meliputi kedisiplinan, kemampuan fasilitator, kesiapan pengelola. Adapun evaluasi yang dilakukan berupa penilaian terhadap program meliputi evaluasi peserta, evaluasi fasilitator, evaluasi penyelenggaraan. Serta terdapat tiga faktor yang mendukung yaitu (1) kehadiran peserta diklat, (2) kehadiran dan kemampuan fasilitator, (3) sarana dan prasarana yang memadai. Dan tiga faktor menghambat yaitu (1) keterlambatan peserta, (2) kurangnya kerja sama tim, (3) kesiapan materi. program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM. Dari hasil yang diperoleh tersebut disarankan kepada pihak pengelola agar semakin baik dalam mempersiapkan program yang akan dilaksanakan sehingga dapat sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Kesimpulannya bahwa manjamen program diklat di PKBM Amertha Yulia Ganesha melakukan sesuai dengan lima fungsi manajemen atau sudah professional sehingga berdampak pada pengelola PKBM yang mengikuti program diklat.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan model organisasi menduduki peranan yang menentukan dalam mendukung kinerja organisasi. Untuk itu maka peningkatan kompetensi SDM dalam organisasi perlu mendapat prioritas utama. Salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas SDM organisasi adalah melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola PKBM merupakan peran sangat penting mengingat bahwa pengelola PKBM dalam penyelenggaraan pendidikan memegang peran strategis dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak. Penyelenggaraan PKBM yang berkualitas harus didukung oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)/Tutor yang mempunyai kompetensi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PKBM, diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan bagi pengelola PKBM sebagai tenaga kependidikan.
Diklat peningkatan kompetensi adalah program pengembangan SDM suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, yang dilaksanakan dengan mnganalisis kebutuhan kompetensi pada suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. Pusdiklat Pengembangan SDM Kementrian Keuangan R.I mengungkapkan bahwa, Diklat peningkatan Kompetensi adalah diklat yang diselenggarakan untuk memenuhi kesenjangan komptensi yang ada dengan membandingkannya menggunaan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ). Selanjutnya dalam modul kebijakan diklat Aparatur di katakan bahwa diklat berbasis kompetensi adalah diklat yang diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan perilaku serta profesionalitas peserta diklat sesuai dengan kompetensi dan jenis diklat yang telah diprogramkan. Selanjutnya dalam sistem Latihan Kerja Nasional dikatakan bahwa diklat berbasis kompetensi suatu pendekatan pelatihan dan assessment yang diarahkan pada dampak yang spesifik. Pendekatan ini membantu individu untuk menguasai ketrampilan, pengetahuan dan sikap sehingga mereka mampu menunjukkan hasil kerjanya pada standar ditempat kerja dan kondisi tertentu.
Dalam hal ini diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM mencakakup 8 Standar Nasional Pendidikan antara lain; (1) Standar Kompetensi Lulusan, (2) Standar isi, (3) Standar Proses, (4) Standar tenaga kependidikan, (5) Standar pengelolaan (6) Standar pembiayaan, (7) Standar penilaian, dan (8) Standar sarana dan prasarana. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka fokus penelitian dalam penelitian ini, sebaagai berikut. Bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program diklat. Dan apa saja faktor pendukung dan penghambat program diklat PKBM?
METODE
Penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif kualitatif, yaitu data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dan merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan kgiatan atau keadaan tertentu. Menurut Riyanto (2007:107) penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis. penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan kondisi atau keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan secara rinci dan jelas tentang manajemen program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM dibandingkan dengan teori yang ada. Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif peneliti menggali data yang diperlukan selama proses pengelolaan program pendidikan dan pelatihan (Diklat) pada pengelolaan atau manajemen program sehingga peneliti sangat membutuhkan data dan informasi yang detail dan mendalam secara keseluruhan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan (Diklat) untuk mecapai hasil yang baik dan benar sesuai dengan tujuan. pengumpulan data Sugiyono (2012: 224) meliputi (1) wawancara, (2) observasi pasticipant, dan (3) dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu kondensasi data, display data serta verifikasi dan simpulan. Kondensasi data dilakukan dengan menyederhanakan data, memilih hal – hal penting dari data yang diperoleh dari wawancara mendalam, observasi partisipan dan dokumentasi. Display data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk penyajian data yang memiliki hubungan dengan focus penelitian. Sedang verifikasi dan simpulan merupakan kesimpulan yang diambil oleh peneliti berdasarkan kondensasi dan display data yang dilakukan. Selanjutnya data yang sudah dianalisis di uji keabsahannya dengan uji kredibilitas, uji dependabilitas, uji transferabilitas dan uji konfirmabilitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perencanaan Program Diklat Perencanaan merupakan salah satu aspek keseluruhan proses pennetuan secara matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM yang dilaksanakan di PKBM Amertha Yulia Ganesha, Jl. Br. Dinas Kubakal, Desa Pempatan, Kec. Rendang, Kabupaten Karangasem.
Adapun indikator yang telah di pakai oleh peneliti dalam tahap perencanaan meliputi ; a. Identifikasi Kebutuhan Identifikasi dapat diartikan sebagai proses menganaliis sumber yang menimbulkan dorongan untuk mengadakan suatu kegiatan. Hasil dari identifikasi kebutuhan akan memberi data dan informasi mengenai hal yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat (Basri, 2015: 35). Teori dan di lapangan sesuai dengan indikator bahwa perencanaan identifikasi kebutuhan dilakukan melalui supervisi dan pemetaan mutu di seksi informasi yang secara keseluruhan menjaring semua sasaran yang akan di laksanakan dalam program diklat, menentukan sasaran sesuai dengan yang kebutuhan yang dibutuhkan dalam diklat dengan berkoordinasi dengan semua pengelola PKBM yang ada di Kabupaten Karangasem. Identifikasi kebutuhan pada program diklat melibatkan banyak unsur, meliputi; semua penyelenggara diklat, pamong belajar, dan pengelola PKBM.
b. Perencanaan Kurikulum Peraturan Pemerintah RI No 66 Tahun 2010 perubahan atas PP No.17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggraaan pendidikan bahwa kurikukulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan untuk mencapai tujuan pendidikan. teori yang dirujuk oleh peneliti menunjukkan perencanaan kurikulum dalam perencanaan program diklat yakni tidak ada kurikulum diklat tersendiri dalam penyusunan kurikulum melainkan berpedoman pada kurikulum PKBM (Kesetaraan, Kursus, dan PAUD) dari Peraturan Pemerintah mengenai standar PKBM untuk acuan dalam menyusun silabus terkait materi yang akan diberikan di pelaksanaan diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM. c. Perencanaan Instruktur dan fasilitator Menurut Notoatmojo (Basri, 2015: 41) instruktur adalah guru, seorang instruktur harus selalu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang pekerjaan yang ditekuni. Pendidik merupakan tenanga kependidikan yang berkualifikasi serta guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, tutor dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya.
D.Perencanaan Pembiayaan
Jasse Burkhead (Hasibun, 2015: 101) menyebutkan bahwa “ A performance budget is one which present the purpouse and objectives for which funds are reuired the cost of the programs purposed for achieving those objectives and quantitative data reassuring the accomplishmet and work performed under each progam”. Temuan teori di lapangan keseluruhannya untuk perincian dana tidak di lapangan diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM ini anggaran dari dana PKBM Amertha Yulia Ganesha dan Swadaya Peserta
E. Perencanaan Sarana Prasarana
Menurut E Mulyasa (Sudjana, 2004: 104) “sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat media pengajaran. Teori sesuau dengan dilapangan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan dalam program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM secara keseluruhan sudah cukup memenuhi selama proses pembelajaran berlangsung baik dari ruang pembelajaran, bahan ajar, penginapan, konsumsi dan lain-lain. 2. Pengorganisasian Program Diklat Menurut Stephen P. Robbins, dalam bukunya Organization Theory, organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batas yang relative ditentukan, dan berfungsi secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan bersama. Adapun indicator yang telah di pakai oleh peneliti dalam tahap pengorganisasian meliputi ;
a. Organisasi pelaksana (struktur organisasi) Proses penyusunan organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan. Dengan kata lain menyusun organisasi pelaksana merupakan langkah terencana dalam suatu organisasi untuk meelaksanakan fungsi selanjutnya. Teori di lapangan sesuai dengan penelitian bahwa organisasi pelaksana dalam diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM terdapat pengelompokan kerangka kerja dalam organisasi dan koordinasi jabatan masing- masing per anggota pengambilan alih penanggung jawab dari pengembangan sumber daya manusia dan menentukan anggota panitia diklat sebagai pelaksana program dengan struktur organisasi kepala balai, kepala seksi (ketua pelaksana), sekretaris, anggota staff yang sesuia dengan tupoksinya. b. Pembagian kerja Job descrition adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dilakukan dan dikerjakan dalam suatu perusahan untuk mencapai suatu tujun. Pada dasarnya analisis tugas merupakan proses untuk menentukan perilaku yang tepat dan kualitas perilaku untuk melaksanakan sebuah pekerjaan. Teori ini sesuai dengan penelitian dilapangan bahwa pembagian kerja yang dilakukan pengelola dalam program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM mencakup aktivitas pekerjaan yang sudah dibagi tiap bagian masing-masing konteks pekerjaan sehingga hanya mencakup aktivitas pekerjaan saja dalam pembagian kerja.
3. Pelaksanaan Program Diklat
Penggerakan atau pelaksanaan adalah upaya pimpinan untuk memberikan dorongan kepada pihak yang dipimpin mengarahkan perbuatannya dengan menggunakan potensi yang ada dalam dirinya untuk menccapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2004: 150). Teori pelaksanaan menurut temuan dilapangan bahwa pelaksanaan diklat “keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin. Terbukti dengan komunikasi penyelenggara dengan fasilitator dalam proses pelaksanaan, kesiapan fasilitator dalam proses pembelajaran, pembawaan materi yang menyenangkan, metode dan teknik mengajar fasilitator dapat memberikan semangat dan motivasi untuk peserta diklat dalam mengikuti pembelajaran.
4. Pengawasan Program Diklat
Menurut T. Handoko (2008: 142) pengawasan adalah memberikan dan mengevaluasi penyampaian rencana dan standar serta penilaian hasil pekerjaan dengan memasukkan dan mengeluarkan solusi yang dihasilkan. Adapun indicator yang telah di pakai oleh peneliti dalam tahap pengawasan meliputi ; a. Kedisiplinan Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus dituntut memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi supaya semua pekerjaan yang dikerjakan dapat mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan. Teori ini sesuai penelitian di lapangan bahwa kedisiplinan fasilitator dalam ketepatan waktu dalam diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM sangatlah baik karena fasilitator tepat waktu dan tidak terlambat ketika proses pembelajaran akan berlangsung. Untuk kedisiplinan peserta diklat dalam mengikuti diklat sangatlah baik dengan niat yang baik yang dimiliki tutor PKBM untuk mendapatkan ilmu sehingga tidak terjadi terlambatan hadir. Jadi dapat disimpulkan antara teori dan lapangan dalam kedisiplinan ini sangatlah sesuai. b. Kemampuan fasilitator, Robbins, Stephen P (2008: 46) kemampuan merupakan sebuah kapastitas yang dimiliki oleh setiap individu untuk melaksanakan tugasnya. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan merupakan suatu penilaian atau ukuran dari apa yang dilakukan orang tersebut atau kemampuan merupakan kecakapan sikap individu untuk menyelesaikan pekerjaan. kemampuan fasilitator dalam menciptakan suasana yang menyenangkan dan menyampaikan cukup baik dan bagus terbukti dengan formulir evaluasi untuk fasilitator terdapat hasil yang diperoleh dan juga dengan salah satu peserta diklat yang merasa bahwa fasilitatornya bagus karena materi yang disampaikan dipahami oleh peserta diklat dan dibuktikan sendiri dengan fasilitator yang berasal dari SPNF SKB Kab. Karangasem sendiri yang sudah memiliki pengalaman profesional karena fasilitator tersebut dari pamong belajar di program kerja PAUD dan Dikmas khususnya. c. Persiapan pengelolaan Persiapan pengelolaan pada penelitian ini adalah merupakan kesiapan pengelola dalam menyiapkan kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan, misalnya: sarana dan prasarana, kesiapan dalam peserta didik dan tutor sebelum mengikuti kegiatan. Teori dilapangan sesuai dengan penelitian yang menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan oleh pihak pengelola dari awal kegiatan diklat semua sudah mencukupi sarana dan prasarana yang dibutuhkan fasilitator tanpa kekurangan suatu hal apapun, begitu pula yang dikatakan peserta diklat bahwa kesiapan pengelola dalam mempersiapkan semuanya sangat cukup dengan fasilitas yang di dapatkah oleh peserta. Dan seperti yang peneliti observasi saat penelitian memang semuanya sudah dipersiapkan secara keseluruhan dengan baik.
5. Evaluasi Program Diklat Nawawi (2005: 189) mengatakan bahwa evaluasi dilakukan untuk menemukan kekurangan dan sangat kurang digunakan untuk mengungkap kelebiihan pelaksanaan program yang dikontrol. penilaian adalah usaha untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan keberhasilan dan kekurangan selama kegiatan berlangsung untuk dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. Teori sersbut sesuai dengan penelitian yang dilakukan dibuktikan dengan Fasilitator menyataakan bahwa terdapat perubahan dalam diri peserta diklat, terbukti dengan penugasan yang diberikan serta berdiskusi bersama dan mempresentasikan di depan terkait materi yang diberikan oleh fasilitator. Dan keterangan dari pengelola terkait evaluasi program diklat menyatakan evaluasi diklat dilakukan dari semua sisi bisa tentang anggarannya, pesertanya, pelaksanaannya, kemudian verifikasi hasil untuk masalah yang ditemukan selama evaluasi sebenarnya masih tergolong wajar saja dan dari masalah tersebut bisa diatasi langsung. Evaluasi dilakukan secara berkelanjutan dan diarahkan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, proses kegiatan dalam pencapaian tujuan dan penyimpangan kegiatan dari rencana yang telah disusun. Evaluasi berperan untuk menghimpun, mengelola dan menyampaikan informasi untuk pengambilan keputusan yang menyangkut perbaikan, penyesuaian, pelaksanaan, dan pengembangan. 6. Faktor Pendukung, Faktor pendukung dari diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM meliputi : a. Kehadiran peserta diklat yang antusias mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan diklat tanpa suatu kendala apapun. b. Kemampuan fasilitator dalam mempersiapkan materi serta kesedian fasilitator dalam meluangkan waktu untuk memberikan ilmunya. Sehingga tidak dapat diragukan lagi bahwa fasilitator sangat antusias memberikan pengetahuan ke peserta diklat. c. Sarana dan prasarana yang sudah membantu menunjang proses pembelajaran. Hal ini membantu memaksimalkan pembelajaran berjalan dengan lancar.
7. Faktor Penghambat Faktor penghambat dari pelaksanaan diklat pengelola PKBM. Yakni beberapa factor penghambat diklat diantaranya ; a. Kondisi lalu lintas peserta diklat ke tempat pelatihan terlalu jauh sehingga menyebabkan kedatangan peserta terlambat dan meninggalkan anak didik serta pekerjaannya di kantor untuk mengikuti pelatihan diklat. b. Ketidakpahaman peserta diklat dalam memahami materi yang dibrikan fasilitator menjadikan proses pembelajaran susah di pahami. c. Kurangnya koordinasi antar tim yang belum tersampaikan secara keseluruhan baik panitia dan fasilitator sehingga menyebabkan beberapa perlengkapan yang kurang.
PENUTUP
Simpulan Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, Perencanaan program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM, di PKBM Amertha Yulia Ganesha, pengelola atau penyelenggara terlebih dahulu melakukan identifikasi kebutuhan dan sumber belajar. Identifikasi dilakukaan dengan berkoordinasi dengan pengelola PKBM wilayah Karangasem untuk menjaring kebutuhan pengelola PKBM untuk dilaksanakannya diklat. Hal ini terbukti dengan indikator perencanaan, meliputi; identifikasi kebutuhan, perencanaan kurikulum, perencanaan instruktur atau fasilittaor, perencanaan sarana dan prasarana, perencanaan pembiayaan. Kedua, Pengorganisasian program yang meliputi berbagai aspek indicator yaitu pembentukan organisasi pelaksana diklat dan pembagian tugas (panitia) dengan membentuk penanggung jwab dan juga pembagian tugas dengan porsi masing-masing. Dalam pengorganisasian melibatkan semua sumber daya manusia yang terlibat dalam program diklat untuk menentukan sebuah kegiatan akan berjalan dengan baik. Ketiga, Pelaksanaan program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM sesuai dengan fungsi manajemen, pengelola atau penyelenggara melakukan pelaksanaan dengan baik sudah terkondinisikan semua kegiatan selama pelaksanaan, hal ini terbukti bahwa dalam pelaksanaan fasilitator memberikan pembelajaran sesuai dengan tugasnya dan memberikan motivasi kepada peserta dengan menggunakan pendekatan ke peserta diklat untuk mengikuti kegiatan diklat sesuai dengan kebutuhan peserta. Pelaksanaan program dilakukan sesu dengan perencanaan desain diklat yang telah disusun dan mendapatkan persetujuan untuk didanai oleh pemerintah. Keempat, Pengawasan program diklat peningkatan kompetensi pengeola PKBM dilakukan selama kegiatan berlangsung, hal ini terbukti dengan adanya indikator pengawasan meliputi; Tingkat kedisiplinan fasilitator dan peserta diklat, kemampuan fasilitator dalam pembelajaran, persiapan pengelola dalam menyiapkan segala keperluan diklat. Sehingga dengan adanya pengawasan dapat mengetahui kondisi sesungguhnya program berjalan. Kelima, Evluasi atau disebut penilaian program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM sangat di perhatikan oleh penyelenggara diklat karena dari evaluasi diklat dapat diketahui permasalahan dan perbaikan apa yang perlua dilakukan, hal ini terbukti dengan adanya evaluasi peserta diklat, evaluasi fasilitator, evaluasi penyelenggaraan, pre test dan post test. Keenam, Faktor pendukung program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM meliputi; (1) sarana prasarana yang telah dipersiapkan oleh penyelenggara berupa ruangan diklat, penginapan, (2) kehadiran peserta diklat yang sangat berpengaruh terhadap program diklat, (3) kesiapan fasilitator dalam menyiapkan materi dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran. Ketujuh, Faktor penghambat program diklat peningkatan kompetensi pengelola PKBM meliputi; (1) kondisi jarak lalu lintas peserta didik ke tempat diklat lumayan jauh (2) keterlembatan peserta diklat datang dikarenakan surat dan berkas-berkas belum tersampaikan secara menyeluruh, (3) kurangnya komunikasi tim penyelenggara diklat dalam pembagain tugasnya masing-masing.
Saran
Sesuai dengan simpulan, maka dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Dinas Pendidikan Kota Setempat sebaiknya lebih fokus sasaran diklat untuk pengelola PKBM, jika menyelenggarakan sebuah diklat pengelola PKBM diharapkan peserta yang mengikuti diklat adalah peserta yang menjabat sebagai pengelola PKBM. Sehingga diklat pengelola PKBM dan pendidik terlihat sama rata. 2. Sebaiknya ada kesepakatan pengelola dengan peserta diklat untuk saling berkomunikasi agar tidak terjadi permasalahan ketika proses diklat berlangsung, misalnya dengan keterlambatan peserta datang dan kelengkapan peserta yang belum memenuhi syarat. 3. Komunikasi sangatlah penting dalam suatu kegiatan oleh karena itu sebaiknya komunikasi dari panitia, fasilitator tetap terja agar tidak terjadi miss komunikasi ketika pelaksanaan diklat berlangsung. 4. Penyelenggaraan keseluruhan diklat sebaiknya lebih tingkatkan lagi. Terutama dalam hal pelayanan yang diberikan ke peserta diklat agar peserta diklat merasakan kenyamanan dengan pelayanan yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Ardan, Ikomang dkk. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Anisa, Helga. 2013 “pengelolaan program pos paud di rw 04 desa kertamukti kecmatan
haurwangi”. Bandung. UPI. Basri,
Hasan. 2015. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung. Pustaka Setia.
Coombs (1973), Attacking Rural Poverty: How Nonformal Education Can Help. IBRD,
John Hopkins University Press, Baltimaore.
Feriyanto, Andri dan Endang Shyta Triana. 2015. MEDIATERA: Yogyakarta.
Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Herujito, M Yayat.2001. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo
Handoko, T. Hani, 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, BPFE,
Yogyakarta.
Herlina, Diana. 2014. Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kinerja Pegawai Di Dinas
Perhubungan Kota Samarinda. Ejournal ilmu Administrasi Negara, 3. Volume 4, Nomor 2.
Semoga bermanfaat
Mohon saran dan Kritik yang sifatnya membangun
AYG Post
https://pkbmamerthayuliaganesha.blogspot.com/2019/03/manajemen-program-pendidikan-dan.html
BalasHapus